Diposting oleh Ursuline Post On 21.58 0 komentar
Smooth blending between two cultures. 
You can see the beauty of diversities.

Today they walk together
hand in hand with smile and
contented heart
in front of all
especially GOD who love them first
created them in love
and put them together for love
forever and ever


Batik meet European chapel


A woman and a man was facing each other with love
and said "I do" to each other.
sharing their love and life with family
and promise to love each other until the end of time

Kapel Santa Ursula

Diposting oleh Ursuline Post On 01.54 1 komentar

Pada tahun 1861, dua suster Ursulin dari Groote Kloster, kini biara Santa Maria di Jl Juanda, membuka suster kedua di Batavia, yaitu di Postweg. Mereka menerima 24 anak yatim-piatu perempuan dari Yayasan Vincentius. Tumah titipan ini terbakar pada 1871 dan diganti dengan gedung baru empat belas tahun sesudahnya. Karena komunitas para suster maupun jumlah anak asrama bertambah, maka keperluan akan sebuah kapel dirasakan P.Antonius Dijksmans SJ dari Katedral diminta merancang sebuah kapel gaya neo-gothic, yang sangat digemari pada akhir abad ke 19.
tampak muka kapel Santa Ursula
pintu depan kapel
 
A.Dijkmans pernah mengikuti kursus arsitektur gerejani di Perancis dan sudah membangun dua gereja di Belanda. Pater Jesuit ini merancang dan membangun kapel di susteran Ursulin Jl Pos sebelum tahun 1888.
Inilah gedung neo-gotik paling murni di Jakarta sampai kini. Rancangan P.Dijkmans memperlihatkan pengaruh gotik awal Perancis yang halus.

langit-langit si panti imam

God's Lamp

Ruang umat dengan deretan bangku khusus untuk ofisi pada dinding kiri dan kanan, bercorak ramping dengan langit-langit tinggi berbentuk cross ripped vault, yaitu langit-langit yang terbentuk oleh empat rusuk yang bertemu pada suatu batu penutup (keystone) di tengah-tengahnya.

ruang umat dan para suster
Panti imam memperkuat kesan tersebut.
Semua jendela panjang menuju ke lengkungan lancip di atas dan diisi kaca timah berwarna yang bermotif geometris sederhana.
Lima jendela di ruang altar yang lebih kuat warnanya memperlihatkan berbagai peristiwa dari Injil serta riwayat orang kudus, khususnya dari legenda Santa Ursula.
(Sumber: Gereja-Gereja Bersejarah di Jakarta; Adolf Heuken SJ)